Jumat, 07 Juni 2013

Persiapan Pengajuan Beasiswa Luar Negeri

Enjoy this post

Hari-hari saya belakangan ini cukup seru, seseru kehidupan mahasiswa tingkat akhir pada umumnya, yang kadar galaunya naik beberapa drajat karna gak melulu ngegalauin tentang cinta (aseeek).  Alhamdulillah dalam hal karir mimpi saya untuk lulus kuliah di umur 20 tahun sebentar lagi terwujud, dan sekarang waktunya mewujudkan mimpi yang sudah sedari dulu mengakar di dalam diri saya ini yakni kuliah di Australia.  

Australia? Gak minat di Eropa? Jawabnya gak, hahaha tapi kalo ada yang nawarin ya boleh sih. 

Kenapa Australia?

Deket dari Indonesia, tiket penerbangannya gak terlalu mahal di banding Europe, kursnya bisa dibilang lumayan stabil, ada beberapa orang terdekat juga disana. Terus apa yang mau saya lakukan di Australia?

Saat ini sebenarnya saya sedang berburu beasiswa S2 baik luar maupun dalam, ibaratnya sekarang saya obral diri untuk siapa pun yang mau mensponsori mimpi saya untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, tapi kalau ayah saya yang nawarin jelas akan saya tolak haha.

Oke stop curcol !
Salah satu beasiswa terkenal di Australia adalah beasiswa AusAid.  Apa itu AusAid?  Coba aja ketik di google pasti akan muncul banyak link untuk berkenalan langsung dengan AusAid. Buat yang males ngetik nih Klik Deh ! Sebenarnya beasiswa itu bertebaran dimana-mana, bahkan untuk setiap universitasnya sendiri pun terkadang membuka peluang untuk beasiswa, namun biasanya mereka menawarkan untuk program full research jadi pas lulus nanti ada kata "Honours" di belakang gelarnya.

Meski saya baru masuk ke tahap pengumpulan seleksi, tapi setelah konsultasi ke beberapa dosen yang kebetulan pernah mengikuti program ini dan berkonsultasi melalui Pak Alfin seorang konsultan pendidikan dari salah satu penyedia jasa konsultasi pendidikan di Indonesia, akhirnya ada beberapa tips agar dokumen awal kita bisa lolos seleksi.  

Sedikit banyak mungkin tips and triknya demikian:

  1.  Niat Lillahita'ala (bagi yang muslim) kalau memang tujuan mengambil pendidikan ini murni untuk belajar bukan untuk gengsi biar dipandang keren karena lulusan luar negeri.
  2.  Siapkan dokumen jauh-jauh hari, ibaratnya kalau mau lihat karang yang indah menyelamlah lebih dalam.
  3. Tentukan universitas apa dan mau ambil jurusan apa.
  4. Tentukan apakah program yang kita ambil mau program research atau course, untuk yang ada niat S3 atau dosen nih biasanya ambil program research karena pasti saat S3 dia bakal terus berkutik dengan yang namanya penelitian.
  5. Letter of Acceptance (LoA) nah ini hal penting yang kadang malah dilupain.  Jadi LoA itu bisa dibilang kunci keseriusan kita buat ngedapetin beasiswa, calon sponsor bakal jadian ini pertimbangan besar untuk menerima atau tidak kita ke tahap selanjutnya. LoA ini semacem surat bukti kalau kita sudah diterima di universitas tersebut di luar jadi atau tidaknya kita masuk.  Biasanya sebelum LoA ini dikeluarkan status kita masih semacem waiting list lah stilahnya Conditional Offer.  Buat dapetin ini kita mesti merogoh kocek antara $70-$100.  Kalau bisa jangan cuma plih satu universitas, minimal dua lah.
  6. Kalau kita mengajukan via konsultan pendidikan biasanya mereka punya link tersendiri, permintaan awalnya  simpel mereka cuma minta transkip nilai, surat rekomendasi, CV dan Personal Statement (ini semua untuk tahapan awal mendapatkan LoA) tapi kalau pribadi untuk dokumen yang harus dipenuhi harus benar-benar mengikuti plek plek seperti apa yang tertera di surat pengumumannya. 
Nah LoA sudah didapat, saatnya berburu beasiswa dan mempersiapkan dokumen lainnya, yuk lanjut:

  1.  Kalau kita memilih program research kita harus rajin membaca jenis bacaan yang memang berkaitan dengan apa yang ingin kita teliti.  Setelah itu siapkan rancangan proposal thesis yang tentu di tulis ke dalam Bahasa Inggris yang baik dan benar.  Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan Profesor (calon dospem) kita nantinya, caranya? Lihat saja di web universitas yang kita tuju, siapa saja lectures yang terlibat di dalam jurusan yang akan kita ambil.
  2. Dokumen harus diterjemahkan melalui penerjemah bersumpah (jenis dokumennya tergantung dari permintaan) ini juga memakan kocek yang cukup dalam, tarifnya biasanya IDR 50.000 / lembar jadi.  Maksudnya gini, misal kita penterjemahkan ijazah hanya yang hanya 1 lembar, tapi setelah diterjemahkan biasanya bisa 2-3 lembar, yang harus kita bayar berarti IDR 100.000-150.000.
  3. Sertifikat IELTS yang dikeluarkan dari lembaga resmi yang telah diakui misal IDP minimal biasanya yang diminta 5-5,5.  Meski setelah ini kita juga bakal di tes ulang IELTS-nya.
  4. Jangan mengumpulkan dokumen mendekati batas akhir pengumpulan.
Kekuatan terbesar untuk mendapatkan beasiswa khususnya program AusAid selain LoA adalah gender, biasanya perempuan lebih diutamakan, selain itu wilayah domisili kita, apabila kita berasal dari wilayah Indonesia bagian timur jelas peluang kita untuk mendapatkannya sangat besar, karena biasanya program ini mengedepankan pengembangan untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang banyak timbul di wilayah Indonesia Bagian Timur.

Oke segitu saja dulu yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat dan bisa meraih impian saya dan pembaca semua (berasa banyak yang baca) untuk bisa bersekolah lebih tinggi, dengan memanfaatkan kemampuan baik akademis maupun non akademis yang kita miliki, alias mendapatkan beasiswa baik luar negeri maupun dalam negeri. Aamiin Ya Rabbalalamin.

Lovelill

0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting