Jumat, 02 September 2011

CARI LAGI



Enjoy this post

"Dicari lagi siapa tahu keselip, cari yang bener!!"

Ujar ibu saya saat saya sedang kesulitan menemukan flash disk.  Sudah hampir seluruh penjuru kamar saya cari. Di sela-sela buku, tas-tas bahkan tumpukan pakaian dalam sekalipun, namun saya terjebak di tengah kalimat dan situasi CARI LAGI.

Hampir setiap hari hidup saya dibayangi kata-kata CARI LAGI.  Jika digambarkan seperti apa saya, nampaknya saya sangat cocok disandarkan dengan Nobita, tokoh dalam kartun Doraemaon.  Selebor, pelupa, bodoh, tukang molor, cengeng, dan pesimisme, atau lebih tepat jika saya di sandingkan dengan tokoh Ipin yang memiliki karakter tidak jauh berbeda dengan Nobita.

CARI LAGI dan CARI LAGI.  Saya belajar banyak dari kalimat sesederhan itu, meski faktanya kalimat tersebut tidak sesederhana setelah kita rasakan.  Cari lagi hampir membuat saya pesimis untuk menjalani hidup, cari lagi dan cari lagi itulah alur hidup manusia.

Apa kata yang pertama yang diungkapkan seseorang untuk menanyakan tujuan hidupnya?  Pasti kata Cari.  Cari apa kamu dalam hidup ini??  atau bisa juga apa yang kamu cari dalam hidup ini???  Yaa... kata cari menjadi sebuah alur cerita dalam kehidupan manusia menemukan tujuan hidupnya.

Saya sangat terjebak dengan kalimat CARI LAGI dalam menentutkan alur hidup saya lima tahun yang akan datang.  Manusia memang perencana paling baik, tapi penentu terbaik hanyalah Sang Khalik.  Sungguh saya sangat terjebak dengan kalimat CARI LAGI.

CARI LAGI.  Kalimat yang pertama kali keluar dari mulut orangtua saya saat pertama kali saya memperkenalkan Radhit enam bulan yang lalu.  Jika diandaikan dalam satu paragraf, kalimat CARI LAGI mungkin diandaikan sebagai kalimat utama uyang kemudian dijabarkan dengan beberapa alasan sebagai kalimat penjelas.

Saya masih sangat terjebak dengan kalimat CARI LAGI.  Nalar saya belum cukup matang untuk memahami segala alasan yang dikemukakan orang tua saya, hasrat muda saya yang masih terlalu mengebu-gebu, dan perasaan saya yang masih terlalu dicampur adukan dengan hawa nafsu.  Entahlah, saya benar-benar terjebak dengan kalimat CARI LAGI dalam perihal jodoh saya, meski kadang jika saya sedang merenungi hendak ingin dengan siapa saya berjodoh, tanpa sedikit pun mengurangi rasa hormat dan sayang saya kepada Radhit, saya mulai berangan-angan mencoba CARI LAGI sosok lelaki dalam dunia hayal saya.

CARI LAGI.  Kalimat pertama yang diungkapkan hati saya saat saya hendak menginginkan diri saya untuk menjadi seorang penulis.  Realita hidup membuat saya memutuskan untuk mencetuskan kalimat CARI LAGI sebagai kalimat yang pertama kali keluar dari hati saya.  Ternyata kebahagian dan kenyamanan hidup secara material tidak bisa berpangku tangan hanya sebagai seorang penulis.  Saya sangat mencintai seni menulis, berharap suatu saat nanti saya bisa hidup dengan kebahagian yang seimbang dari menulis, kebahagian berupa materi dan kebahagian berupa kepuasan jika tulisan saya bisa lebih berarti untuk siapa pun yang membaca.

CARI LAGI dan CARI LAGI.  Saya masih sangat terjebak dengan kalimat tersebut sampai saat ini.  Sampai saat ini dan sampai tiba waktunya saya dipendam di dalam tanah, saya akan terus terjebak dalam kalimat CARI LAGI.  Mencari serpihan kebaikan yang bisa saya kerjakan, serpihan kebaikan yang terececer nyaris tak teraba, mencari makna hidup, dan mencari kunci untuk menjamin saya memberikan surga bagi orangtua saya.

Bekasi, 2 September 2011
21:59



0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting