Senin, 03 Januari 2011

Maafkan aku

Enjoy this post

Maafkan aku sayang, mungkin kata-kataku terlalu menyulut emosimu.  Tapi tahukah kamu sungguh dari dalam hati tak sanggup rasanya aku berkata demikian.

Masih ingatkah kamu saat aku tidak bersanding kembali di sampingmu?  Masih ingatkah kamu mengapa sedemikian tega aku seperti itu?

Sayang, entah sudah menjadi bangkai dalam hubungan kita atau memang Tuhan tidak mengijinkan kita untuk bersatu.  Mengapa harus masalah yang sama yang harus kita hadapi selama hampir empat tahun kebersamaan kita?

Aku hanya pinta satu keseriusan dalam sikapmu.  Aku hanya anak tunggal, hanya wanita lemah yang masih bersanding dan bergantung pada ayah ibuku.  Disaat kelak aku menemukan imam yang bisa menggantikan ayah ibuku, aku hanya pinta yang terbaik tidak lebih dari kata itu.

Tapi pandanganku sangat bertolak belakang dengan ayah.  Ku rasa wajar sayang jika ayah menginginkan seorang imam bagiku yang sudah bergelar sarjana, Insya Allah gelar yang setara denganku kelak.  Mereka punya hak sayang, punya hak atas segala yang terbaik untukku.

14 September 2011 saat perjalanan panjang antara kau dan aku menginjak angka 4, aku mohon dengan sangat beriku kepastian untuk melihat keseriusanmu,  Masih ada 270 hari lagi untuk membuktikan semua.  Tidakkah kau sayang padaku? Sampai hatikah kau melukai bapak, ibu, kakak, dan adik-adikmu untuk sama-sama melihatmu menjadi seorang sarjana?

Maaf jika kata-kata penyemangat dariku justru melukai hatimu, sungguh lelah sayang berbiara mengenai satu hal yang sama tapi tak pernah didengar, apa pernah kau menghitung berapa kali aku berbicara dan menangis di hadapanmu dengan permasalahan yang sama namun engkau jawab dengan perkataan dan sikap yang teramat menyakitkan?

Aku mohon dengan sangat hadapi ayah ibuku dengan satu permintaan yang ku rasa tak berat sayang, hanya menjadi seorang sarjana.!!  Maafkan aku jika terlalu berlebih,

0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting