Minggu, 28 November 2010

Membentuk Satu Kalimat dalam Bahasa Jepang

Enjoy this post


Kali ini kita akan sama-sama belajar mengenai pembentukan kalimat sederhana dalam Bahasa Jepang.  Kita harus ingat bahwa pola kalimat dalam Bahasa Jepang sangat berbeda dengan pola kalimat dalam bahasa Indonesia.  Perbedaannya terletak pada penempatan posisi predikat dalam satu kalimat.

Jika dalam Bahasa Indonesia kita menemukan kalimat dengan pola

S + P + O

Maka dalam Bahasa Jepang, kita akan menemukan kalimat dengan pola


S + O + P

Hal lain yang membedakan pola kalimat dalam Bahasa Indonesia dengan Bahasa Jepang adalah penggunaan partikel “O” untuk menunjukan kedudukan suatu benda sebagai Objek dalam satu kalimat.

Contoh pembentukan pola kalimat Berobjek dalam kalimat positif bentuk present

Watashi wa Juso O nomimasu.
(Saya minum jus)

Kalimat di dalam Bahasa Jepang selalu dipenggal setelah partikel, kedudukan objek selalu ditandai dengan partikel “O” dan kedudukan predikat selalu berada di depan tanda titik (.).  Pelafalan dalam kalimat di atas adalah

Watashi wa Juso O nomimasu.

Contoh lain adalah

Kiki-san wa  Tegami O Yomimasu. 
(Kiki Membaca Surat)
Ojii-san wa  Kaban O kaimasu.
(Kakak membeli tas)

Lantas bagaimana jika pola kalimat positif tersebut dirubah menjada kalimat Tanya, dengan menanyakan objek yang diderita ???  Dan menjadi kalimat negative ?

Ini dia yang mudah dari Bahasa Jepang ! Untuk membuat satu kalimat Tanya, kita hanya cukup mengantikan Objek tadi dengan kata tanya NANI (apa), dan menambahkan kata –ka setelah predikatnya.  Dan untuk merubah kalimatnya menjadi kalimat negative cukup menambahkan kata –sen setelah predikatnya

Contoh :

Watashi wa juso o nomimasu (+)
Watashi wa NANI o nomimasu ka (?)
Watashi wa juso o nomimasen (-)

Kita juga bisa menggunakan partikel MO yang memiliki arti “Pun” untuk menegaskan suatu kalimat negative.

Contoh :

Watashi wa nani mo tabemasen
(saya tidak makan apa pun)

Setelah mengetahui pola kalimat dalam bentuk present, lantas bagaimana dengan pola kalimat dalam bentuk lampau ???

Dalam bentuk lampau, kita hanya cukup menambahkan kata “-shita” di akhir predikat untuk kalimat positif dan tanya, sedangkan untuk kalimat negative tambahkan kata –sen deshita.

Contoh :

Watashi wa tamago o tabemashita  (+) 
Anata wa  nani o tabemashita ka ? (?)
Watashi wa tamago o tabemasen deshita. (-)

         Kita dapat menganalisis waktu kejadian dari sebuah kalimat dalam  Bahasa Jepang tanpa harus mengetahui keterangan waktu yang dituliskan.  Meski pada dasarnya ada beberapa keterangan waktu yang terdapat dalam Bahasa Jepang.

Bagaimana dengan pola kalimat yang mengandung unsur keterangan waktu maupun tempat ????

Diatas telah di jelaskan bahwa dalam Bahas Jepang, kalimat dipenggal berdasarkan partikel.  Jadi penempatan keterangan dalam sebuah kalimat Bahasa Jepang dapat ditempatkan dimana pun, kecuali keterangan waktu yang harus diletakkan setelah partikel WA sebagai penegas keberadaan Subjek.

Contoh :

Watashi wa shokudou de cha-han o tabemasu.
(saya makan nasi goreng di kantin )

Partikel “De” menguatkan keterangan tempat, yakni Shokudou (kantin).

Bagaimana menyisipkan keterangan waktu ?

Watashi wa kino no ban heya de Nihon-go o benkyoushimashita.
(kemarin malam saya belajar Bahasa Jepang di rumah)

Nah bagaimana, cukup mudah bukan belajar Bahasa Jepang?  Mohon maaf yah jika da kesalahan !
MySpaceMySpaceMySpace

0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting