Selasa, 02 November 2010

Kata Maaf Terakhir

Enjoy this post

Shock cuma itu yang saya rasakan saat saya mendengar kabar duka cita dari teman saya sewaktu SMA yang mengatakan bahwa guru elektro kami Pak Erwin sudah meninggal.  Sekujur tubuh saya kontan merinding, mata saya pun tanpa sadar mengembangkan air mata.  Betapa tidak bahwa saya seketika menyadari betapa banyak salah yang saya lakukan saat saya SMA.

Nostalgia sewaktu SMA mulai mengajak saya mengenang masa-masa kebodohan saya di SMA.  Saat itu saya duduk di kelas 3 SMA. Beliau mengajar mata pelajaran Elektro.  Masih teringat dipikiran saya beliau sangat bersahaja, baik, dan tidak pernah marah.  mengajarnya juga cukup jelas, hanya otak kami saja yang terkadang sulit mencerna sehingga kami sulit untuk memahami pelajaran elektro.

Pak Erwin tidak marah, sekali pun keadaan kelas bak kapal jatuh yang tak terkendali.  Sampah dimana-mana, dan tereakan dari candaan anak-anak di kelas kami pun melanglang buana memantul di dalam kelas yang berukuran sekitar 6 m x 7 m.

Kalo saya ingat-ingat lagi, kelakuan saya saat itu sangat kurang ajar, saya sering tertawa terbahak-bahak dengan teman sekelas saya, makan sembarangan di kelas, ngecengin beliau. Ah, perilaku yang cukup membuat saya bisa merasakan bahwa betapa susahnya menjadi seorang guru.

Namun perlahan saya mulai memperbaiki diri manakala saya sadar bahwa bagaimana jika saya ada di posisi beliau? terlebih beliau sangat baik.

Semoga Allah melapangkan kubur guru-guru kami yang telah mendahului kami,
Salam sayang untuk dirumu Guruku tercinta,
Semoga matimu sahid d ijalan-Nya


Amin

0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting