Minggu, 18 Juli 2010

Satu tulisan manis untuk kesempurnaan DIA

selamat membaca


"Dia, dia yang mengajarkanku bagaimana seharus wanita itu bersikap"

"Dia, dia yang mengajarkanku bagaimana seharusnya wanita itu kuat"

"Dan dia, dia yang mengenalkanku bahwa dicintai itu bukan sebatas nafsu, bukan sebatas suka, tapi dicintai adalah bagaimana cinta itu bisa menjaganya"


Ya, saya pernah merasakan getar perasaan yang entah bagaiman bisa membuat saya terpesona. Bukan karena dia tampan , tapi karena dia baik , bahkan terlalu baik untuk wanita seperti saya. Dia lelaki yang bisa saya kagumi karena kepribadiaannya, sosok yang begitu baik yang menjadi idaman bagi siapa pun wanita yang mengagguminya.

ARIE WIDODO namanya. Sekilas dia seperti lelaki pada umumnya, dia adalah kakak kelas saya sewaktu SMP, jarak kami sangat jauh, sekitar enam tahun mungkin di atas saya. Saya mengenalnya saat saya mulai bergabung dalam kegiatan ekstra kulikuler Pramuka di SMP tempat saya sekolah. Awalnya saya tidak memiliki ketertarikan sedikit pun padanya.
Sayapun lulus SMP, dan melanjutkn ke jenjang SMA. Entahlah, mungkin ini sudah jalan hidup. Entah berawal dari apa saya dan Kak Arie memiliki hubungan yang dekat, kami sempat jalan dan nonton bersama, film yang kami tonton saat itu adalah film ADA CINTA . Sebelum menonton kami sempat berkomunikasi kurang lebih dua minggu, di sanalah benih perasaan tumbuh. Saya masih ingat pertanyaan Kak Arie yang cukup menampar saya, dia bertanya "Kenapa sih kalo cewek itu suka muna kalo dia suka sama cowok." Saat itu saya hanya bisa tersenyum malu dan menjawab "Bukan muna, tapi susah kali Kak ngungkapinnya"
Seminggu setelah jalan bersama kami masih tetap berhubungan, namun sayang hubungan kami jadi renggang karena mungkin dia sudah mengetahui bagaimana perasaan saya, sampai tiba-tiba dia mengirimkan saya sebuah pesan singkat yang berisi
"Maaf tipe cewek kakak adalah cewek berkerudung, ceria, shalehah, yang gak patah semangat dalam menghadapi masalah."
Seketika air mata saya jatuh, perih dan bercampur malu rasanya. Saat itu saya memang belum berkerudung, tapi ya sudahlah bagi saya mengenalnya sudah lebih dari cukup. Saat itu saya berpikir bahwa masalah kerudung itu bukan masalah cinta, bukan masalah keterpaksaan dalam menggunakannya hanya untuk mengejar lelaki.
Saya menjalani hari-hari saya seperti dulu, seperti jauh sebelum saya dekat dengannya. Agak berat memang, tapi sudahlah belum jodoh mungkin. Satu bulan yang lalu saya menemui akunnya di sebuah situs jejaring pertemanan, ternyata dia belum menikah seperti kabar yang sempat tersiarkan mengenainya. Saya memang saat ini sudah tidak memiliki perasaan apa pun ke dia, selain menganggap dia adalah kakak bagi saya. Ingin rasanya saya mengucapkan terimakasih atas perkataannya tiga tahun yang lalu, tapi saya takut dan malu.
Saya juga salut ternyata meski lama tidak berhubungan, dia tetap menjadi dirinya yang saya kenal, bahkan lebih shaleh. Kak Arie andai Kak Arie tahu kata apa yang saat ini ada di ubun-ubun saya, saya hanya ingin berkata bahwa
"Terimakasih telah mengajarkan saya arti kesempurnaan menjadi wanita yang dicintai, dicintai lelaki, keluarga, bahkan Allah sekalipun. Semoga Allah memberikan kebaikan jodoh dan keturunan atas dirimu"
Ya inilah kesempurnaan bagi seorang perempuan untuk dicintai, pahamilah bahwa lelaki yang benar tulus mencintai kita adalah lelaki yang bisa memberikan perlindungan bagi kita baik dari segi hati, maupun sikap.

0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting