Senin, 02 November 2009

Kebijakan Pariwisata

Pariwisata saat ini menjadi salah satu pos pendapatan yang dapat mengutungkan negara. Apalagi sejak pemisahan pendirian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Revitalisasi destinasi pariwisata sedang gencar dilakukan diberbagai provinsi khususnya tingkat kabupaten yang mayoritas venue dari keberadaan destinasi pariwisata alam ditemukan.

Kebijakan pariwisata yang diambil oleh pemerintah dalam rangka pengembangan pariwisata berwawasan budaya di Indonesia menjadi titik fokus dari kebijakan pembangunan yang lainnya. Karena dengan pengembangan kepariwisataan akan membantu berbagai sector pembangunan di Indonesia seperti sector ekonomi mau pun politik.

Sebagai contoh adalah revitalisasi Kawasan Timur Indonesia (KTI). KTI yang memiliki banyak destinasi pariwisatan khususnya di bidang bahari dengan keberadaan pantai yang indah, pesona pulau yang masih asri menjadi pusat perhatian pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang bersangkutan.

Kesadaraan pemerintah melakukan revitalisasi objek pariwisata yang ada di wilyah KTI, berawal dari pengembangan Bali sebagai destinasi terbaik di Indonesia. Sejenak kita lihat manakala wilayah Manado berhasil melaksanakan konferensi bahari tingkat dunia baru-baru ini yang dikenal dengan WOC (world ocean conference) dan sail bunaken. Pengembangan wilayah KTI perlahan sudah mulai terelisasikan dengan keberadaan maskapai penerbangan yang sudah mulai membuka rute perjalan langsung menuju KTI tanpa harus transit.

Hal paling terpenting untuk menarik minat wisatawan domestic maupun mancanegara adalah adanya pembenahan infrastruktur maupun SDM terutama yang terdapat di bandara-bandara. Karena tidak jarang kita temukan bandara dengan fasilitas yang semaraut, troli yang terkadang dikuasai preman, minimnya akses menuju destinasi pariwisata.


Saat ini yang sedang berlangsung adalah kebijakan mengenai Visit Batam dan Lombok 2010. Bahkan selentingan menyebutkan ada investor asal Qatar yang berani menanam saham dua puluh triliun untuk mebangun infrastruktur terbesar dan termegah di Asia Tenggara di kawasa Lombok. Tidak heran banyak orang yang tertarik terhadap bisnis pariwisata. Karena basins pariwisata adalah bisnis paling menguntungkan, dan tahan terhadap goncangan keuangan dunia. Contoh kecil saja keberadaan hotel melati. Terkadang hotel ini banyak diminati wisatawan karena murah dan praktis, maka tidak heran pendapatan bersih yang dihasilkan pemiliknya sekitar sepuluh sampai dua puluh juta per bulan. Oleh sebab itu mari ciptakan generasi professional yang dapat mengelola pariwisata di negeri kita dengan baik(tanggung jawab dan obsesi saya)

0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting