Sabtu, 06 Agustus 2011

DIMENSI RUANG, RELATIFITAS WAKTU, dan KAMU

Enjoy this post


Dimensi ruang dalam kisah perasaan saya dan Radhit terkadan membuat saya tertatih untuk berjalan bersamanya.  Tidak ada alasan memang untuk sebuah ketulusan dalam menyayangi sesorang termasuk dalam urusan jarak.
Malam ini saya sangat takut menghadapi kenyataan bahwa kami menjalankan hubungan yang lebih dikenal dengan Long Distance Relationship.  Faktanya banyak pasangan yang tidak cukup kuat untuk bertahan menapakinya, dan itu menjadi fakta ketakutan saya malam ini bahkan seterusnya.
Seharusnya cinta tidak memandang ruang, sejauh apa pun cinta akan tetap ada untuk cinta tida peduli dari mana anda memandang cinta anda.  Saya bukan wanita besar, kuat, jauh dalam keseharian saya yang sulit mengungkapkan perasaan tepatnya ketakutan, saya hanya wanita kerdil di altar kesendirian yang selalu takut jika satu dari orang yang saya sayang perlahan pergi meninggalkan saya.
Tuhan itu Maha Mengetahui apa yang tidak pernah saya ketahui, termasuk pertemuan saya dengan Radhit tujuh bulan yang lalu.  Tak pernah terlintas di benak saya, bahwa saya akan mengenal sosok kecil yang sama sekali tidak saya kenal selagi saya duduk di bangku SD.  Saya pun tidak akan mengetahui seperti apa saya akan mengenal dia lima tahun ke depan, berjalan beriringan seperti hari ini dengan genggaman yang erat, atau hanya sebuah kenangan yang harus saya pikirkan seperti apa saya akan mengenangnya.
Sepertinya saya sedang merasakan relatifas waktu yang teramat keras.  Dimana saya merasakan sebuah penantian panjang dalam setiap menit saya ketika saya jauh darinya.  Semenit bisa terasa seperti semenit pangkat seribu, bahkan lebih.  Tuhan, Tuhan, Tuhan mungkin saya berlebihan, saya seperti mabuk kepayang dibutakan cinta, tapi saya benar-benar menginkan penantian panjang ini sebagai suatu kenyataan yang indah pada waktunya.
Rasanya saya ingin menjadi bintang neutron ketika saya berada dengannya, menyiimbangi relatifitas waktu yang saya rasakan bersamanya.  Menjadi bintang neutron ketika berada dalam dekapan orang-orang yang saya sayang adalah hal yang paling indah.  Dimana saya bisa mengulur waktu yang saya punya menjadi 30 kali lebih lama, tapi setelah saya sadari itu hanya sebuah teori tanpa jawaban.
Dan kamu..
Kamu adalah alasan mengapa saya harus selalu memiliki energi besar untuk menembus Dimensi ruang yang jauh di pelupuk mata, dan menyempitkan relatifitas waktu yang ada.
Kamu adalah alasan bagaimana saya bisa melepas mimpi-mimpi saya.  Saya sudah sangat begitu tertatih manakala mimpi saya membangun sebuah kekuatan cinta atas dasar hijab yang halal hancur.  Saya tidak ingin merasakan hal yang sama.
Tuhan,
Saya tak patut menuntut dan memaksamu memberikan dia untukku.  Jika sampai pada saatnya di Lauhul Mahfudz benar namanya yang tertulis untuk saya, jagalah perasaan kami dari syahwat yang hanya akan meleburkan cinta kami dalam kemurkaan-Mu.  Hendaklah aku mencintai dengan ketulusan tanpa nafsu yang besar, dan hendklah pula aku dicintai dalam balutan ketulusan tanpa nafsu yang bersembunyi di belakangnya.
Sungguh Engkau Maha Mengetahui apa yang tidak aku ketahui, Maha Memutuskan apa yang tidak dapat akun putuskan.
Dan kamu…
Saya hanya pinta sejauh apa pun dimensi ruang yang ada di hadapan kita, ketahuilah bahwa mimpi yang kita bangun akan terasa cepat dan melebur dalam relatifitas waktu dimana ada aku dan kamu, duduk di hadapan ayah dan ibuku sampai kata SAH menjadi genggaman dan titik klimaks dimana mimpi kita akan mulai terbangun.
Lovelill

0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting