Kamis, 28 Oktober 2010

Setahun Menjadi Anak Kost

Enjoy this post

28 Oktober 2010

Hari spesial saya meski harusa saya lewati dengan kondisi sakit.

Mengapa spesial?

Spesial karena hari ini tepat 1 Tahun saya menjadi ANAK KOST MySpace.

Mungkin untuk beberapa orang menjadi anak kost adalah hal yang biasa saja, tapi menurut saya itu sangat LUAR BIASA.  

Menjadi anak kost adalah keindahan tersendiri bagi masa remaja saya menuju masa dewasa.  Saya yang terlahir sebagai anak tunggal, yang sedikit banyak mewarisi sifat manja dan kurang mandiri menemui berbagai fase sampai akhirnya menjadi anak yang benar-benar mandiri.

Masih teringat jelas dibenak saya manakala semua orang di keluarga saya sanksi akan keputusan saya untuk menjadi anak kost.  Awal saya kuliah, saya tinggal bersama tante saya pulang ke rumah setiap weekend dan dijemput oleh supir yang siap menjemput saya kapan saja.  Merasa tidak nyaman tinggal bersama tante saya memutuskan untuk mencari kost-kostan yang suasana ibu kostnya setipe dengan keluarga saya (bawel, disiplin, dan menjaga amanat moral yang berlaku).

Setelah melewati tahap peyakinan, akhirnya keluarga besar saya mengizini saya untuk menjadi anak kost.  Keluarga besar?? iya keluarga besar, karena kakek saya sampai ikut campur, padahal beberapa cucunya juga sudah lama jadi anak kost, bahkan beberapa merantau jauh di negeri orang.  Saya paham kekhawatiran beliau karena saya terlahir menjadi anak tunggal.  Dua minggu menjadi anak kost handphone terus berdering, keluarga saya di Bekasi tempat tinggal saya menelpon hanya untuk sekedar memastikan saya baik-baik saja dan tidak kelayaban.

Entah karena bosan atau sudah mulai percaya, kebiasaan menelponi saya yang dilakukan ayah, ibu dan kakek saya mulai berhenti.  Tapi tidak berhenti seterusnya, beberapa kali mereka menelpon saya jika sedang di kostan.  Saya sangat nyaman tinggal di kostan yang terletak 15 menit dari kampus saya.

Semua terasa indaha.  Begitulah ungkapan sederhana untuk kehidupan yang saya jalani saat ini.  Meski mempunyai ibu kost yang bawel, tap saya sudah ebal karena faktanya ibu saya pun sebawel ibu kost saya dalam hal disiplin.  Saya tinggal bersama ketujuh penghuni lainya, sebenarnya berdelapan tapi yang satu pindah karena tidak kuat dengan ibu kostnya.  

Ada Tiwi, Ratna, Fatimah, dan Desi teman sekamar saya.  Mereka penghuni kost yang jenjang pendidikannya sepeantaran dengan saya.  Satu tahun di atas kami ada Kak Ayu, Kak Risma, dan Kak Tia.  Beruntung kami hanya terdiri dari delapan orang, karena artinya intensitas kebersamaan kami lebih terkontrol.

Kami saling menyayangi satu sama lain, terlihat jelas manakala kami sedang dirundung masalah.  Satu sakit semua ikut sakit, satu senang semua ikut senang.  Meski begitu tak jarang kami bertengkar kecil, tapi ketika kami bertengkar kecil saya hanya bisa tersenyum bahagia karena saya bisa merasakan begini mungkin jika punya seorang kakak.  Bagi saya mereka semua adalah kakak bagi saya, karena umur saya paling muda.

Tidak hanya kebahagian yang saya rasakan, tapi kedewasaan memaknai hidup dan arti sbeuah kebersamaan mulai saya miliki.  Saya lebih menghargai waktu saya bersama ayah ibu, tidak ada sedikit pun keinginan untuk melewati kesempatan jika memiliki waktu untuk mereka.  Saya lebih bisa melakukan segala sesuatu yang pada awalnya tidak bisa saya lakukan sendiri yakni mencuci, menyetrika, dan mengatur uang, berani pulang sendiri naik kereta tiap minggunya, dan semakin lama orang disekeliling saya berkata "SAYA SEMAKIN JAGO MEMASAK"MySpace.

MySpace
Bangga jadi anak kost, karena saya punya cerita indah untuk anak-anak saya kelak!!!

0 comments:

Posting Komentar

Please leave a comment if you have critics for me

 

Template by Best Web Hosting